Ketika Cinta Harus Menunggu



"Kami keluarga besar. Keponakanku banyak. Anak gadisnya saja ada delapan. Semuanya tidak kurang cantik. Dan berhasil. Bahkan sudah master di bidang masing-masing. Satu orang sudah strata tiga".

"Tetapi", demikian seorang bapak temanku menunggu giliran panggilan dokter melanjutkan ceritanya, "setiap kami keluarga besar kumpul di malam tahun baru, untuk berdoa bersama, melihat kembali kebelakang, dan membuat resolusi untuk tahun yang baru, selalu ada pesan dari mereka, 'pokoknya kita tidak mau disinggung-singgung soal berkeluarga, sudah bosan!'"

Dalam banyak hal memang ini tidaklah mudah. Baik baik bagi seorang orangtua, apalagi sang gadis.

Sebelum orang menanyakan sesuatu padanya di hatinyapun sesungguhnya setiap kali bergaung kata-kata yang dia benci ......

“Tapi usiaku sudah seharusnya menikah…”

“Orang tua dan teman-teman selalu menyindirku…”

“Aku malu belum memiliki pasangan.”

"Ah ..... nggak ada yang mau mengerti perasaanku, kegalauanku.....

Memang tidak mudah menjadi orang tua dan juga bagi gadisnya yang menghadapi konflik soal pasangan.

Tapi ada prinsip yang harus tetap mengemuka, bahwa:

Cinta itu tidak bisa diminta dengan buru-buru. Cinta tidak bisa ditarget. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum cinta itu benar-benar datang.

Juga tidak seharusnya segala hal dalam hidup kita ditentukan oleh perkataan orang lain. Masa depan kita ada di tangan Tuhan dan bukan berdasarkan ejekkan mereka.

Jika tergesa-gesa memilih pasangan, resikonya kita yang menanggung dan bukan orang lain. Lebih baik bersabar menurut waktunya Tuhan daripada menyesal seumur hidup bersama cinta yang salah.

Cinta memang sering harus menunggu. Menunggu dalam iman dan pengharapan. Dan dalam doa, agar hati kita Tuhan persiapkan untuk kedatangan seseorang. Dan percaya seseorang itu juga sedang Tuhan bentuk agar benar-benar bisa mengasihi kita dengan sepenuh hati.

Kata-kata Billy Graham tetaplah kebenaran:

"God is more interested in your future and your relationships than you are."

Bahwa Tuhan lebih perduli pada masa depanmu dan hubunganmu daripada kau sendiri.

Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!" ~Mazmur 31:14

Nieuwegein 29 September '18

Comments

Popular Posts