Hukum Truk Sampah
BARANGKALI ini adalah salah satu cerita inspiratif yang paling luas dimuat di berbagai media sosial, yang diangkat dan dikembangkan dari cerita David J Pollay dengan Hukum Truk Sampah-nya.
Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara. Kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami. Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa senti dari mobil tersebut. Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya dan memaki ke arah kami. Supir taxi hanya tersenyum dan melambai pada orang tersebut. Saya sangat heran dengan sikapnya yang bersahabat. Saya bertanya, "Mengapa Anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil Anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!"
Saat itulah saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah". Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya, dan seringkali mereka membuangnya kepada Anda.
Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalu lanjutkan hidup. Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang Anda temui, di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan. Intinya, orang yang sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati.
Hidup ini terlalu singkat untuk bangun di pagi hari dengan penyesalan, maka kasihilah orang yang memperlakukan Anda dengan benar, berdoalah bagi yang tidak.
Amarah itu bukan dengan sendirinya dosa” kata theolog dan penulis R.C. Sproul. “Tapi ..… mungkin kesempatan untuk (jatuh kedalam) dosa. Masalah pengendalian-diri adalah soal bagaimana kita berurusan dengan kemarahan. Kekerasan, kemarahan, kepahitan, kebencian, permusuhan, dan bahkan menarik diri dan bungkam, semuanya merupakan tanggapan berdosa terhadap amarah”.
Amy Charmichael (1986-1951) seorang misionari yang membaktikan hidupnya 55 tahun melayani di India mengakui, bahwa kepahitan dan amarah sering datang begitu saja, secara kodrati, dari dalam diri kita, namun ia mengatakan, hanya ada satu cara untuk berkemenangan atasnya: mencari dan melakukan kehendak Tuhan yang akan membawa damai sejahtera dalam hati kita.
Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu, tapi tentang bagaimana belajar menari dalam hujan. Marilah menikmati hidup yang diberkati dan bebas dari "sampah".
Pengkhotbah 7:9 Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
(Dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment