Serigala dan Bangau - ketidakberterimakasihan



ALKISAH, suatu kali ketika sedang melahap mangsa buruannya, sebuah tulang kecil menyangkut di kerongkongan serigala.

Ia tak bisa mengeluarkannya, tapi juga tak bisa menelannya. Karena sakit luar biasa, serigala itu melompat-lompat sambil melolong-lolong dan mencari cara untuk meredakan rasa sakitnya.

Ia lalu membujuk hewan apa saja yang ditemuinya untuk mengeluarkan tulang itu.

“Saya akan memberikan apa saja, jika anda bisa mengeluarkan tulang dari kerongkongan saya”, kata sang serigala.

Bujukan yang disertai iming-iming ini ternyata gagal.

Serigala itu melanjutkan perjalanan dan mendadak melihat seekor bangau. Burung bangau itu bersedia menolong dan menyuruh serigala berbaring menyamping dan membuka mulutnya selebar mungkin. Bangau itu lalu menurunkan lehernya yang panjang dan mematuk tulang yang tersangkut dan …. terlepas.

“Sekarang, apakah saya bisa menerima hadiah yang anda janjikan?” tanya burung bangau.

Serigala tersenyum menyeringai memperlihatkan giginya yang tajam, lalu berkata “Bersyukurlah kamu sudah memasukkan kepalamu ke dalam mulut serigala dan masih bisa mengeluarkannya dalam keadaan selamat. Itu sudah hadiah yang cukup berharga untukmu”.

Setelah mengatakan hal itu si serigala melenggang pergi dan si bangau menyadari bahwa serigala sangat egois dan tidak menepati janjinya.

Rhetorikal:

  • Metaphor: - Serigala – orang-orang yang bengkok dan licik
  •                   - Bangau – orang-orang baik dan gampang percaya
  • Pesan: “Serigala” dan “bangau” adalah bagian dari realita kehidupan kita. Tetapi bagaimana kita menyikapinya dan bertindak dengan tetap positip - menjadi diri kita.


Dalam hubungan ini saya mau mengutip kata-kata Jim Rohn yang dijuluki America's Foremost Business Philosopher:

Biarkan orang lain menjalani kehidupan kerdil, tapi bukan Anda. Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, biarkan mereka mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tapi bukan Anda. Biarkan orang lain menangis karena luka kecil, biarkan mereka mudah berkecil hati, biarkan mereka menjadi dendam dan dendam, tapi bukan Anda. Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan kosong, tapi bukan Anda. Biarkan orang lain menjadi tidak berterimakasih dan berhenti berdoa, tapi bukan Anda! Biarkan orang lain menyerah, tapi bukan Anda! Karena Anda tahu kepada Siapa Anda percaya dan Anda tahu bahwa Dia selalu mampu. Nah, itulah harusnya Anda”

Comments

Popular Posts