Makna Salib (1)


TANPA SALIB tidak ada Kristen atau Kekristenan. Karena semua yang kita percaya sebagai orang Kristen berpusat pada apa yang terjadi diatas kayu salib di Calvary.
Dibawah ini ada dua kisah tentang sikap terhadap salib yang paradoksal. Yang satu “memperjuangkan” salib. Satu lagi “menolak” salib”.

Yang pertama ini terjadi di Polandia. Pemerintahan Perdana Menteri Polandia Jaruzelski, yang juga Ketua Partai Komunis saat itu (1981 – 1989), telah memerintahkan salib (yaitu Yesus yang tersalib), diturunkan dari dinding kelas sekolah-sekolah, seperti halnya telah diberlakukan di pabrik-pabrik, rumah sakit, dan lembaga-lembaga publik lainnya.

Uskup Katolik menentang larangan tersebut hal mana telah membangkitkan gelombang kemarahan dan kebencian terhadap pemerintah di seluruh Polandia.
Akhirnya pemerintah mengalah, namun tidak mencabut hukum yang sudah dibuat, akan tetapi menyetujui tidak akan melakukan paksaan menurunkan salib, khususnya dari ruang-ruang kelas.

Tapi seorang komunis yang juga pejabat sekolah di Garwolin memutuskan bahwa hukum adalah hukum. Maka suatu malam ia menurunkan-paksa tujuh salib besar dan dikeluarkan dari ruang kuliah di mana salib itu telah digantungkan sejak berdirinya sekolah pada tahun 1920-an.
Beberapa hari kemudian, sekelompok orang tua memasuki sekolah dan menggantungkan lagi lebih banyak salib. Namun tidak lama kemudian pejabat sekolah tersebut menurunkan salib-salib tersebut.

Hari berikutnya dua-pertiga dari enam ratus siswa sekolah tersebut menggelar aksi duduk. Ketika polisi anti huru hara lengkap dengan senjata tiba, para siswa dipaksa keluar ke jalanan. Kemudian mereka berbaris keluar, sambil mengangkat salib tinggi-tinggi, menuju sebuah gereja terdekat di mana telah menunggu untuk bergabung dua ribu lima ratus siswa lain dari sekolah-sekolah terdekat untuk doa pagi mendukung aksi protes. Lalu tentara mengepung gereja. Tapi gambar-gambar siswa yang memegang salib tinggi di atas kepala mereka didalam gereja diam-diam telah beredar di seluruh dunia melalui media elektonik. Demikian juga kata-kata uskup yang menyampaikan pesan kepada jemaat yang berdoa dengan menangis pagi itu. "Tidak ada Polandia tanpa salib."

Dari Chuck Colson, Kingdoms in Conflict (1987), hal. 202-3.
(Makna Salib - 2, lihat diatas)
Singapur 13 Jan 2010

Comments

Popular Posts