Kebaikan
Pada suatu malam berangin kencang, sepasang suami istri lanjut usia datang di sebuah hotel kecil di Philadelphia, AS. Tetapi mereka kecewa, karena mendapati jika semua kamar penuh. Kebetulan, pada saat itu memang ada tiga acara besar yang di selenggarakan di kota itu, sehingga hotel-hotel pun full booked.
Mereka hampir putus asa dan pergi sebelum seorang resepsionis menawarkan mereka untuk menginap di kamarnya. ” Memang bukan kamar mewah, tetapi saya tidak dapat membiarkan tamu-tamu saya berada di tengah hujan badai pada jam satu dini hari seperti ini, katanya”. Keesokan harinya, pria tua itu memuji, ” Anda adalah karyawan yang sangat baik, sudah sepatutnya Anda menjadi direktur hotel terbaik di Amerika Serikat”
Dua tahun setelah malam itu, resepsionis tersebut menerima undangan dari pria tua itu untuk datang ke kota New York. Ketika mereka bertemu di stasiun New York, resepsionis tersebut di ajak di salah satu sudut kota dari Thirthy-fourth Street dan Fifth Avenue. Pria itu menunjuk satu bangunan besar yang sangat mewah dengan batu merah di setiap sudut bangunannya. ” Ini adalah hotel yang aku bangun untuk Anda pimpin”.
Ya ternyata pria itu adalah Wiliam Waldrof Astor dan bangunan megah itu adalah hotel Wadrof- Astoria yang pertama. Sementara resepsionis muda itu tak lain adalah George C. Boldt, manajer pertama hotel yang kini di kenal dengan jaringan hotel mewah yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Ada juga yang meragukan kisah tentang kebaikan ini. Fiksi atau fakta, nyatanya, seperti kata-kata CS Lewis, “Virtue - even attempted virtue - brings light” - kebajikan, kalaupun (pada awalnya dilakukan) dengan “terpaksa”, kebajikan akan membawa cahaya.
Kebaikan kecil tetapi dilakukan dengan tulus hati akan memberi dampak yang besar, bukan saja bagi si penerima namun juga pada diri kita.
Lebih jauh teolog yang juga filsuf, Emanuel Swedenborg, mengatakan, “Kebaikan adalah niat hati yang membuat kita ingin melakukan semua hal yang baik, sekalipun kita tidak mendapatkan imbalan apa pun. Adalah suatu kebahagiaan untuk melakukannya. Saat kita melakukan hal-hal baik dari hati, maka kebaikan pun akan terpancar dalam segala yang kita pikirkan, katakan, inginkan, dan lakukan.”
Dan Fulton Sheen (1895-1979) mengatakan, kebaikan adalah bukti dan pancaran dari cinta kasih pada hakekatnya tidak egois, tapi murah hati. “Cinta kasih tidak mencari bagi dirinya sendiri, tapi kebaikan bagi yang lain. Ukuran cinta kasih bukanlah kesenangan yang ia berikan – itu adalah cara dunia menilainya – tapi adalah sukacita dan damai yang ia beri bagi yang lain”.
Comments
Post a Comment