"Jangan menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi!"

Ada sebuah cerita tentang seorang ibu yang tinggal bersama dengan putrinya yang miskin. Putrinya ini menjual kue setiap hari. Pada suatu hari, si ibu berpesan pada putrinya, "Hari ini, ibu pergi ke kota membeli keperluan berjualan. Jangan pulang terlambat! Jika kamu terlambat, ibu akan menghukummu!" Si anak mengangguk. Dia berjalan dengan riang.

Ketika si ibu kembali dari kota, dia tidak mendapati anaknya ada di rumah. Dia marah lantas mengunci rumah dari dalam. Si anak kembali untuk masuk rumah, tapi ibunya sudah meninggalkan rumah itu dalam keadaan terkunci disertai pesan di atas secarik kertas, "karena kamu datang terlambat, ibu tidak ijinkan kamu masuk ke rumah!". Turunlah salju yang tebal dan kencang. Si anak itu terus meringis kedinginan. Si ibu kembali dan mendapati anaknya sudah lemas kedinginan. Dia terkejut dan membangunkan anaknya yang sudah lagi tidak sadar. Ketika dia mengguncang-guncangnya tubuh anaknya yang sudah tidak bernyawa itu, keluarlah sebuah kertas kecil dari pakaian anaknya bertuliskan, "Aku berhasil menjual daganganku hari ini dan membeli sebuah pita rambut indah untuk mama. Selamat Ulang Tahun mama! Maaf aku terlambat pulang!

Dan, si ibu pun makin terduduk lemas.

Sebuah tindakan yang dilakukan tanpa berpikir dulu, dan terlebih disertai dengan berburuk sangka sangatlah berbahaya. Bisa jadi, di akhirnya kita yang akan dipermalukan dan merasa menyesal luar biasa. Karena itu, Matius 7:1 "Jangan menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi!", mengajar kita untuk berbijak dengan semua kelakuan kita. Cepat-cepat memberi penilaian pada orang lain sebelum menimbang fakta, bukti, dan konfirmasi sangat berbahaya.

Comments

Popular Posts