Kisah Atlet Berprestasi yang Harus Kehilangan Kaki..
Cacat bukan berarti
hidup berakhir begitu saja. Itulah filosofi hidup Aishah Samad. Dia adalah
atlet berprestasi yang mewakili Singapura dalam cabang olahraga panahan. Salah
satu prestasi yang pernah dia persembahkan adalah medali perunggu Sea Games
2003.
Sayangnya, infeksi
bakteri ganas memutarbalikkan kehidupan Aishah. Bakteri ganas itu merenggut
kedua kakinya. Sampai saat ini tidak diketahui dari mana asal bakteri tersebut,
sekalipun dia pernah mendapatkan perawatan intensif selama tiga bulan di Rumah Sakit
Changi.
Masa-masa sulit
jelas menghadang Aishah, wanita yang kini berumur 40 tahun. Namun, masa kritis
sudah dilewatinya, meski kedua kakinya harus dipotong untuk mencegah penyebaran
infeksi bakteri ke bagian lain tubuhnya.
Semula, hidup
menjadi sangat berat bagi Aishah. Apalagi ketika berada di tempat umum, banyak
mata melirik kondisi kakinya. Pelan-pelan, keadaan mulai membaik seiring
penerimaan diri atas kondisinya, ditambah kehadiran kaki palsu menggantikan
sepasang kakinya.
Aishah pun kembali
ke lapangan tembak, menjadi pelatih cabang olah raga menembak. Dia juga dipilih
menjadi duta kampanye untuk menginspirasi orang-orang melewati masa-masa sulit
kehidupan.
Menutup wawancaranya
dengan Stomp Singapura, Aishah menegaskan moto yang menjadikannya tangguh
menghadapi kehidupan. Sekalipun kini cacat, tegas dia, bukan berarti hidup
sudah berakhir untuknya. "Saya tetap sama seperti Aishah yang sebelumnya,
hanya tidak sempurna, I want, I can, and I will succeed" ujar dia lugas.
Sumber: Kompas.com 27/5/13; Stomp
Singapura
Comments
Post a Comment