Sang Cinta-kasih yang sering dilupakan



ALKISAH  sekali waktu semua yang bernama perasaan dengan masing-masing mood-nya pergi ke sebuah pulau pantai untuk berlibur. Masing-masing ingin bersenang-senang.

Tiba-tiba, datang pengumuman, peringatan bahwa badai akan datang. Semua orang diminta untuk menyingkir dari pulau tersebut.

Pengumuman tersebut menyebabkan kepanikan. Semua bergegas ke perahu mereka. Namun, Cinta-kasih tidak ingin angkat kaki dengan cepat. Ada banyak hal yang harus dilakukannya.

Tapi saat awan semakin gelap, Cinta-kasih menyadari sudah waktunya untuk pergi.

Sayangnya, dia tidak ada perahu untuk ditumpangi. Cinta-kasih memandang sekeliling dengan penuh harapan. Tepat pada saat itulah Kemakmuran lewat dengan perahu mewahnya. Cinta-kasih berteriak,

"Hai Kemakmuran, bisakah saya ikut dalam perahumu?"

"Tidak," jawab Kemakmuran, "perahuku penuh dengan barang berharga, emas dan perak. Tidak ada tempat untukmu. "

Beberapa saat kemudian Kesombongan datang dengan perahu yang indah. Sekali lagi Cinta-kasih berteriak, "Bisakah kau membantuku, hai Kesombongan? Aku tertinggal dan butuh tumpangan. Tolong bawa aku bersamamu!

Kesombongan menjawab dengan angkuh, "Tidak, aku tidak bisa membawa Anda bersamaku. Perahuku akan kotor dengan kaki berlumpurmu."

Setelah beberapa lama si Kesedihan berlalu. Sekali lagi, Cinta-kasih meminta bantuan. Tapi ia tidak berhasil. "Tidak, aku tidak bisa membawamu bersamaku. Aku sangat sedih. Aku ingin sendiri.", kata Kesedihan melesat pergi.

Beberapa lama kemudian si Kebahagiaan lewat. Cinta-kasih kembali meminta bantuan. Tapi sang Kebahagiaan terlalu excited , sehingga hampir tidak memperhatikan siapa pun.

Cinta-kasih menjadi risau dan sedih. Saat itulah ada yang memanggil dengan setengah teriak, "Mari, kemari Cinta-kasih, aku akan membawamu bersamaku."

Tanpa menoleh kanan kiri, Cinta-kasih melompat naik ke dalam perahu. Dia tidak tahu siapa yang begitu murah hati, tapi ia lega bahwa ia tahu akan sampai di tempat yang aman.

Segera setelah turun dari dari perahu, Cinta-kasih bertemu dengan Pengetahuan. Dengan sedikit bingung, Cinta-kasih bertanya, "Pengetahuan, apakah kau tahu siapa yang bermurah hati tadi yang memberi aku tumpangan saat tidak ada orang lain yang ingin membantu?"

Pengetahuan tersenyum, "Oh, itu sang Waktu."

"Dan mengapa Waktu  berhenti untuk menjemputku dan membawa saya ke tempat yang aman?" Tanya Cinta-kasih salah tingkah.

Pengetahuan tersenyum dan dengan hikmat yang dalam menjawab, "Karena hanya sang Waktu yang tahu tingkat kehebatan dan kemampuan Anda."


Pesan kisah alegoris ini adalah bahwa ketika kita makmur atau berlimpah, ada kecenderungan kita untuk mengabaikan cinta-kasih. Bila kita merasa orang penting, kita mungkin melupakan cinta-kasih. Bahkan dalam kebahagiaan dan kesedihan, kita mungkin melupakan cinta-kasih. Hanya dengan waktu kita menyadari pentingnya cinta-kasih.

Mengapa menunggu selama itu? Mengapa tidak membuat cinta-kasih menjadi bagian hidup Anda hari ini, setiap hari?


Renungan: “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih”. - 1 Korintus 13:13


[Jatuh cinta] adalah perasaan yang mulia, tapi tetap saja merupakan sebuah perasaan, Tidak ada perasaan yang bisa diandalkan untuk bertahan lama dalam intensitas penuhnya, atau bahkan untuk sekedar bertahan lama. Pengetahuan dapat bertahan lama, prinsip-prinsip dapat bertahan lama; namun perasaan datang dan pergi.., Namun, tentu saja, berhenti merasakan ‘jatuh cinta’ tidak berarti berhenti mencintai. Cinta dalam arti ....bukanlah sekedar perasaan. Itu adalah kesatuan yang dalam, dipelihara oleh kehendak dan secara sengaja diperkuat oleh kebiasaan; dikukuhkan oleh (dalam pernikahan Kristen) anugerah yang diminta keduanya, dan diterima dari Allah… ‘Sedang jatuh cinta’ pertama-tama menggerakkan mereka untuk berjanji tetap setia: (namun) cinta yang lebih tenang ini memampukan mereka untuk menepati janji itu. Di atas cinta ini mesin pernikahan dijalankan: jatuh cinta adalah ledakan yang memulainya” (CS Lewis, dalam “Mere Christianity)


Penulis, Tidak diketahui; Disadur dari: http://daily-dew.com/helpless-love/

Comments

Popular Posts